Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Usir parasit, burung bawa puntung rokok ke sarang


Pernah melihat burung gereja dengan paruh membawa puntung rokok? Jangan berpikir burung ini doyan merokok, tetapi inilah cara burung beradaptasi dengan lingkungan perkotaan. Puntung rokok itu akan dibawanya ke sarang, sebagai senjata mengusir parasit yang sering mengganggunya di sarang. Tiga ilmuwan bahkan melakukan penelitian ini di Mexico City, dan hasilnya dipublikasikan dalam jurnal Biology Letters – Royal Society Publishing, Kamis (6/12) kemarin.
Monserrat Suarez-Rodriguez bersama Isabel Lopez-Rull dan Constantino Macias Garcia dari Universidad Nacional Autonoma de Mexico melakukan penelitian ini berangkat dari fenomena banyaknya sarang burung di Mexico City, ibu kota Meksiko, yang dipenuhi puntung rokok.
Sejak awal mereka menduga bahwa ini merupakan cara burung perkotaan dalam beradaptasi dengan lingkungan perkotaan, yang nyaris tanpa lahan pertanian apalagi tanaman perkebunan. Di kawasan pedesaan, burung umumnya membangun sarang dari berbagai bahan yang ada di hutan, mulai dari dedaunan kering, ranting-ranting kecil, hingga lumut.
Burung-burung  di pedesaan juga mencari bahan kimia tertentu dari tanaman untuk dibawa ke sarang, guna menjaga sarangnya dari invasi tungau (sejenis kutu berwarna merah). Tetapi di perkotaan, burung mengalami kesulitan untuk mencari lahan pertanian dan perkebunan, apalagi mencari bahan kimia dari tanaman yang mampu mengusir tungau.
SEEKOR BURUNG TERTANGKAP KAMERA SEDANG MENDEKATI PUNTUNG ROKOK.
Ketiga peneliti kemudian menguji hipotesanya dengan melakukan penelitian mengenai puntung rokok yang kerap dibawa sejumlah burung. Mereka melakukan penelitan dalam dua tahap.
Pertama, mereka meneliti 55 sarang aktif di lingkungan kampus mereka. Disebut sarang aktif, karena ada induk burung dan telur yang dierami, atau ada induk burung dan piyik-piyik yang baru menetas. Sarang yang diteliri terdiri atas 27 sarang burung gereja (Parres domesticus) dan 28 sarang burung pipit (Carpodacus mexicanus).
Pada penelitian tahap pertama, semua sarang dipasangi perangkap panas yang ditutupi dengan selotip bolak-balik, kemudian serat filter rokok dilekatkan pada selotip bagian luar. Perangkap panas ini dikendalikan oleh baterai, yang apabila dinyalakan akan membuat serat filter rokok menjadi hangat.
Serat filter rokok dibedakan menjadi dua, yaitu filter dari puntung rokok atau rokok yang sudah pernah dihisap orang (berwarna cokelat kekuningan), dan filter rokok yang belum dihisap (warna putih bersih). Perlakuan ini dilakukan secara acak pada sarang burung gereja dan burung pipit. Artinya, setiap spesies burung akan kebagian perangkap panas dari dua jenis filter rokok tersebut.
Ketika baterai dalam posisi “on”, ternyata jumlah parasit pada sarang yang dipasangi perangkap panas dengan serat filter puntung rokok jauh lebih sedikit daripada sarang yang dipasangi perangkap panas dengan serat filter rokok yang masih baru.
Penelitian tahap pertama ini seperti menegaskan, aroma nikotin dari serat filter puntung rokok langsung menyebar ketika perangkap panas dihidupkan, sehingga pasukan parasit pun ngacir. Sebaliknya, serat filter yang masih putih bersih tidak berdampak banyak terhadap parasit.
SARANG BURUNG PENUH PUNTUNG ROKOK. BIASANYA DIJUMPAI PADA BURUNG GEREJA DAN PIPIT.
MEMBAWA PUNTUNG KE SARANG MERUPAKAN DAYA ADAPTATIF BURUNG-BURUNG PERKOTAAN DALAM MENGUSIR PARASIT KETIKA BAHAN ALAM DARI PERTANIAN DAN PERKEBUNAN TAK TERSEDIA.
Dalam percobaan kedua, mereka mengumpulkan 28 sarang burung gelatik dan 29 sarang burung pipit dari berbagai kawasan di Mexico City. Sarang ini diambil beberapa saat setelah piyik-piyik yang semula ada di sarang sudah bisa terbang dan meninggalkan sarangnya.
Di laboratorium, mereka membongkar semua sarang. Ternyata ada yang sama sekali tak berisi puntung rokok, tetapi ada juga yang dalam satu sarang terdapat 48 puntung rokok. Jika diambil rata-rata, setiap sarang terdapat 10 puntung rokok. Mereka mencari hubungan antara jumlah puntung rokok dan jumlah parasit (khususnya tungau) di dalam sarang. Ternyata eh ternyata…, makin banyak puntung rokok makin sedikit jumlah tungau di dalam sarang.
Penelitian kedua menegaskan bahwa burung-burung di perkotaan, khususnya burung gereja dan pipit, memiliki kebiasaan mengambil puntung rokok di mana pun mereka melihatnya, kemudian dibawanya ke sarang untuk mengusir kutu dan tungau yang kerap mengganggu sarangnya. Makin banyak puntung di dalam sarang, makin sedikit parasit yang mendiami sarang tersebut.
“Ini merupakan adaptasi cerdas yang dilakukan burung pemakan biji-bijian tersebut, sebab nikotin dan bahan kimia lainnya bisa bertindak sebagai pestisida yang mengusir parasit tungau atau kutu. Perilaku ini baru diamati pada burung di perkotaan,”kata Constantino Macias Garcia.
·                   Berbagai jenis parasit seperti tungau, kutu, pinjal, caplak, lalat, dan nyamuk sangat dimungkinkan dijumpai pada tubuh burung di dalam sangkar maupun kandang penangkaran, Ujudnya yang kecil sering membuat kita luput memperhatikannya. Padahal gigitannya bisa menimbulkan radang.
·                   Parasit menempel pada tubuh burung bagian luar, seperti permukaan kulit dan bulu. Karena sangat terganggu, burung yang terserang seringkali mogok bunyi. Untuk membasmi berbagai jenis parasit tersebut. Anda bisa menggunakan FreshAves. Khusus tungau yang menginfeksi bagian dalam tubuh, khususnya saluran pernafasan, sebaiknya menggunakanBirdFresh.
Tetapi kita perlu mengkritisi hasil penelitian ini untuk dua hal. Pertama, belum diuji seberapa dampak buruk dari cemaran nikotin terhadap burung, terlebih anak-anaknya. Jangan-jangan, penurunan populasi sejumlah burung di alam bebas bukan semata-mata akibat maraknya perburuan liar, tetapi juga banyak burung yang mati setelah beberapa waktu lamanya terpapar racun nikotin.
Kedua, ada bahan kimia beracun selain nikotin di dalam rokok, yaitu arsenic hidrogen sianida, yang juga patut diperhitungkan sebagai zat yang bisa mengusir parasit keluar dari sarangnya.
Tetapi, bagaimana pun, penelitian ketiga ilmuwan ini sangat berguna untuk menunjukkan bahwa burung urban pun memiliki kecerdasan dan dapat beradaptasi dengan perubahan lingkungan. Mereka tidak bisa lagi mencari bahan kimia dari tanaman yang bisa digunakan untuk mengusir parasit, seperti yang biasa dilakukan burung ketika hidup di pedesaan. Karena di kota banyak puntung, maka dibawanya puntung ke dalam sarang, dan ternyata berhasil mengurangi jumlah parasit.
Semoga bermanfaat.



PENYAKIT DAN NILAI SUARA BURUNG DERKUKU


PENYAKIT DERKUKU DAN PENGOBATANNYA
Pada dasarnya penyakit burung derkuku ada dua macam: penyakit mental dan penyakit badan. Berikut ini uraian tentang kedua macam penyakit tersebut beserta cara pengobatannya.
A. Penyakit mental dan pengobatannya
Burung derkuku yang mengalami gangguan mental atau stres biasanya tidak mau mengeluarkan suara anggungannya. Stres bisa diakibatkan oleh perubahan cuaca, ganti bulu, jatuh dari gantangan, dan lain-lain. Agar burung mau kembali memperdengarkan anggungannya yang merdu, dapat dilakukan hal-hal sebagai berikut.
1. Burung derkuku diberi atau disuapi cairan BirdVit;  selama dua minggu.
2. Burung derkuku disemprot atau dimandikan dua hari sekali dan dijemur pada pagi hari hingga siang.
3. Kalau perlu, dalam sangkarnya dimasukkan burung betina kurang lebih selama 7—10 hari. Selama itu jangan lupa dijemur.
4. Setelah burung betina dikeluarkan dari sangkar, burung tersebut mulai digantung dan kalau perlu diberi persediaan makan dan minum untuk 2—3 hari. Dengan cara ini niscaya burung akan kembali memperdengarkan suara anggungannya yang merdu.
B. Penyakit badan dan pengobatannya
Biasanya penyakit badan menyerang burung derkuku yang kurang mendapatkan perawatan sebagaimana mestinya serta kebersihan sangkarnya kurang diperhatikan oleh pemiliknya. Meskipun demikian, burung derkuku pada umumnya jarang sekali terkena penyakit badan. Selama ini penulis hanya menemukan dua macam penyakit yang menyerang fisik burung derkuku, yaitu cacingan dan pilar.
1. Penyakit cacingan
Burung derkuku yang terkena penyakit ini terlihat kurang lincah, kurang bergairah, dan tidak rajin bernyanyi. Warna bulu menjadi kusam dan kotoran yang keluar berwarna hijau. Kalau diperhatikan, dalam kotoran tersebut terdapat cacing-cacing kecil berwarna putih. Biasanya nafsu makannya menjadi berkurang dan lama-kelamaan badannya menjadi kurus. Apabila tidak segera mendapatkan pertolongan, akhirnya akan mati.
Pengobatan
Untuk pengobatannya, cukup pada air minumnya dilarutkan AscariStop yang dijual secara online. Agar pengobatan penyakit cacingan ini menjadi efektif, sangkar dan wadah pakan serta minum harus selalu dijagn kebersihannya selama masa pengobatan.
2. Penyakit pilar bulu
Gejala
Burung derkuku yang tidak pernah terkena sinar matahari pada umumnya akan mudah sekali terkena penyakit pilar bulu. Bulu-bulu burung derkuku yang terkena penyakit ini kelihatan kusam dan tidak teratur rapi.
Pengobatan
Untuk penyembuhannya, diperlukan pengobatan atau penyemprotan burung dengan FreshAves. Bagaimana cara penggunaan dan belinya, silakan klik di sini. Setelah selesai dimandikan, diberi BirVit.
3. Penyakit pilar paruh
Gejala
Tanda-tanda burung derkuku yang terkena penyakit ini antara lain pada bagian paruh dan sebagian badannya terlihat membengkak dan bersisik putih kusam.
Pengobatan
Untuk menyembuhkannya, berikanlah BirdBlown secara rutin selama tiga-tujuh hari.
NILAI SUARA ALAM BURUNG DERKUKU
Berbicara masalah nilai seni suara alam burung derkuku, tentunya tidak terlepas dari lomba seni suara alam burang derkuku. Dewasa ini di Jawa Timur, Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Bali sering diselenggarakan Lomba Seni Suara Alam Burung Derkuku.
Dalam lomba tersebut yang menjadi dasar penilain para juri hanyalah suara burung derkuku pada saat benar-benar mengeluarkan suara anggungannya (mbateg, mbandhul: Jawa), bukan suara saat derkuku berahi (mbekur, medoki, ngerem-remi: Jawa).
Suara anggungngan burung derkuku memang sangat merdu dan dapat menghadirkan suasana yang bernuansa alam pedesaan, hutan, dan pegunungan atau dapat menghadirkan suasana yang tenteram, nyaman, dan damai di hati. Bahkan, untuk generasi tertentu, mendengarkan suara anggungan burung derkuku dapat membawa ke alam nostalgia saat kecil atau saat masih berada di lingkungan alam daerah kelahirannya.
A. Tujuan dan fungsi lomba
Penyelenggaraan lomba seni suara alam burung derkuku di beberapa kota di Jawa dan Bali mempunyai tujuan sebagai berikut.
1. Memperkenalkan burung derkuku kepada masyarakat luas karena derkuku merupakan satwa unggas yang populasinya tersebar luas hampir di seluruh wilayah Indonesia dan perlu dilestarikan keberadaannya.
2. Memelihara dan menanamkan rasa kekeluargaan, setia kawan yang tidak membeda-bedakan kelas, tingkat, golongan, atau suku bangsa.
3. Merangsang munculnya peternak-peternak untuk menghasilkan burung derkuku yang memiliki nilai seni suara alam yang berkualitas tinggi, dengan harapan agar populasi burung derkuku tersebut dapat cepat berkembang. Dengan < demikian, pelestarian burung derkuku dapat terjamin, bahkan dimungkinkan pula dapat menjadi komoditas ekspor nonmigas yang baru bagi bangsa Indonesia.
4. Menumbuhkembangkan industri/perajin sangkar, makanan ternak, obat-obatan, dan lain sebagainya.
5. Memberikan sumbangan kepada pemerintah dalam bidang pariwisata. Jelas bahwa lomba seni suara alam burung derkuku memberikan dampak yang positif bagi masyarakat maupun pemerintah. Dalam pengembangan dunia pariwisata di Indonesia, terutama untuk wisatawan domestik, lomba seni suara alam burung derkuku mempunyai andil yang cukup besar. Andil yang besar ini dikarenakan dengan mengikuti lomba dari satu tempat ke tempat lainnya masyarakat akan lebih mengenal daerah-daerah di seluruh Nusantara ini.
6. Menyeleksi burung derkuku yang memiliki suara anggung berkualitas tinggi.
Lomba seni suara alam burung derkuku yang banyak diselenggarakan di kota-kota di Jawa dan Bali biasanya diselenggarakan oleh paguyuban pelestari derkuku yang anggotanya terdiri dari para penggemar, pedagang, dan peternak burung derkuku.
B. Jenis-jenis lomba
Lomba seni suara alam burung derkuku biasanya terbagi dalam beberapa kategori seperti berikut ini.
1. Lomba lokal kecil
Lomba lokal kecil merupakan lomba yang diikuti oleh peserta lokal (ranting paguyuban) yang berdomisili di sekitar arena lomba dan biasa disebut dengan istilah latihan resmi bersama.
2. Lomba lokal
Lomba lokal merupakan lomba yang diikuti oleh peserta lokal (cabang paguyuban tingkat kabupaten/kodya), biasanya untuk even-even yang bersifat lokal sedaerah tingkat dua.
3. Lomba nasional
Lomba nasional pada dasarnya hampir sama dengan lomba lokal. Bedanya, lomba nasional sifatnya lebih terbuka dan pesertanya banyak berdatangan dari berbagai daerah.
Dewasa ini lomba lokal kecil, lomba lokal, maupun lomba nasional hampir tidak dapat lagi dibedakan karena begitu besar antusiasme masyarakat penggemar burung derkuku untuk mengikuti lomba. Oleh karena itu, meskipun hanya lomba lokal, banyak peserta-peserta dari luar daerah yang ikut serta.
KEMBALI KE DAFTAR ISI ARTIKEL
C. Elemen-elemen seni suara alam burung derkuku
Dalam lomba, elemen-elemen suaralah yang dinilai. Oleh karena itu, ada baiknya jika penggemar derkuku mengetahui hal-hal tersebut.
1. Jenis-jenis suara alam burung derkuku
Bila kita telah mengenal dan memelihara burung derkuku lebih dari satu ekor, tentu kita akan dapat membedakan suara anggungan burung derkuku yang satu dengan yang lainnya. Dari pengalaman, pengamatan, dan beberapa literatur yang penulis dapatkan, suara burung derkuku dapat diklasifikasikan menjadi tiga: suara untuk menunjukkan kejantanan, suara berahi, dan suara anggung.
Suara untuk menunjukkan kejantanannya (mbekur. Jawa) berbunyi, “Kukuur…kukuur...kukuur...” dan seterusnya. Suara ini dikeluarkan sambil mengangguk-anggukkan kepala dan badan. Di habitat aslinya suara ini dikeluarkan untuk menunjukkan batas-batas wilayah kekuasaan sekaligus untuk mengusir burung derkuku lain yang mendekati sarangnya.
Suara berahi (medoki, ngerem-remi: Jawa) berbunyi, “Degku-truu…degkutruu…degkutruu…” dan seterusnya. Suara ini belum menunjukkan suara anggungan derkuku yang sesungguhnya. Suara berahi dikeluarkan untuk memikat lawan jenisnya. Di habitat aslinya suara ini sering dikeluarkan menjelang kawin atau menjelang bertelur. Suara ini dikeluarkan sambil menggerak-gerakkan ujung sayap.
Suara anggung di habitat aslinya diperdengarkan untuk menunjukkan kegagahan dan keriangan hati serta untuk menarik lawan jenis. Suara anggung inilah yang dinilai keindahannya dalam suatu loinba.
2. Mucam-macam suara anggung burung derkuku
Berdasarkan suara anggungnya, burung derkuku dapat dibedakan menjadi bermacam-macam.
a. Derkuku kol buntet
Derkuku kol buntet anggungnya tidak memiliki suara ujung. Bunyi anggungnya seperti ini, “Degkuu…kuuu.”
b. Derkuku engkel
Derkuku engkel anggungnya bersuara ujung tunggal. Bunyi anggungnya seperti ini, “Degkuu… kuuu… kuong.
c. Derkuku gandhok
Derkuku gandhok anggungnya bersuara ujung dobel (dua kali), tetapi tanpa spasi dan terdengar kasar. Bunyi anggungnya seperti ini, “Degkuu…kuuu…kuk-kuk.”
d. Derkuku tumpang sari
Derkuku tumpang sari anggungnya bersuara ujung dobel (dua kali). Suara ujung yang dobel ini berspasi dan terdengar bening serta nyaring. Bunyi anggungnya seperti ini, “Degkuu… kuuu… kuong… kuong.”
e. Derkuku tumpang arum
Derkuku tumpang arum anggungnya juga bersuara ujung dobel (dua kali). Suara ujungnya juga berspasi dan bening. Bunyi anggungnya seperti ini, “Degkuu…kuuu…kuo…kuo.
f. Derkuku sundo rante
Derkuku sundo rante anggungnya bersuara ujung tiga kali, tetapi tidak berspasi dan kasar. Bunyi anggungnya seperti ini, “Degkuu…kuuu…kuk-kuk-kuk.”
g. Derkuku sundo rante gati
Derkuku sundo rante gati anggungnya bersuara ujung tiga kali, berspasi, dan berganti-ganti. Bunyi anggungnya seperti ini, “Degkuu… kuuu… kuk… kuk… guuugk.
h. Derkuku sundo rante puspaningrat
Derkuku sundo rante puspaningrat anggungnya bersuara ujung tiga kali, berspasi, nyaring, dan bening. Bunyi anggungnya seperti ini, “Degkuu… kuuu…kung… kuung…kuong.
Burung derkuku yang lazim diikutsertakan dalam konkurs adalah yang berujung suara tunggal.
Misalnya: .., Degkuu…kuuuu…kuuong , Degkuu…kuuuu…kuuungDegkuu… kuuuu… kuuuo

D. Elemen suara dan penilaiannya dalam lomba
Di bawah ini penulis mengemukakan tentang elemen-elemen suara anggung burung derkuku dan penilaiannya dalam lomba seni suara alam burung derkuku sesuai dengan hasil pendidikan dan latihan juri yang diselenggarakan oleh PPDSI (Paguyuban Pelestari Derkuku Seluruh Indonesia) di Surakarta tanggal 19 Januari 1997 yang lalu, yang telah diikuti oleh penulis.
Dalam pendidikan dan latihan tersebut, yang bertindak sebagai instruktur dan pelatih adalah Romo Poerbosasmito, Ketua Bidang Konkurs dan Kejurian PPDSI, dan Yudarman, Anggota Bidang Kejurian PPDSI.
Elemen-elemen suara burung derkuku dan penilaiannya dalam lomba dapat dilihat pada Tabel Penilaian Suara Derkuku Penjelasan dari tabel tersebut dapat dilihat pada uraian berikut ini.
1. Masing-masing kategori penilaian berdiri sendiri-sendiri dan tidak saling tergantung antara kategori suara depan, suara tengah, suara ujung, irama lagu, dan dasar suara.
2. Masing-masing kategori mempunyai nilai maksimum 10 (sempurna) agar juri tidak ragu-ragu dalam memberikan nilai 9.
3. Penilaian masing-masing kategori untuk tiap-tiap burung berdasarkan kondisi suara burung saat lomba, bukan pada nilai kebiasaan yang diperoleh burung tersebut.
4. Kriteria penilaian pemenang:
a. Penilaian dilakukan dalam empat babak dengan rotasi juri tiap-tiap babak pada tiap-tiap blok.
b. Penentuan pemenang atau juara dengan cara mengambil dua nilai tertinggi dari empat babak yang berlangsung. Nilai dari dua babak selebihnya menjadi cadangan untuk penentuan selanjutnya apabila terjadi dua atau lebih burung yang memperoleh jumlah dua angka tertinggi yang sama.
c. Untuk burung derkuku yang berbunyi penuh selama empat babak, mendapatkan bonus nilai dua poin. Untuk burung yang hanya berbunyi tiga babak dalam empat babak, mendapatkan bonus nilai satu poin. Burung yang hanya berbuny di dua babak dalam empat babak yang berlangsung, tidak mendapatkan bonus poin. Sampai saat ini, bonus nilai ini belum banyak dipergunakan dalam lomba seni suara alam burung derkuku karena belum adanya kesepakatan dari berbagai pihak.
d. Bila terjadi jumlah nilai sama, masing-masing kategori nilai diperbandingkan, dimulai dari perbandingan dasar suara, irama lagu, suara ujung, suara tengah, dan terakhir suara depan.
Perbandingan ini dilakukan pada semua babak. Apabila dari perbandingan kategori ini ternyata nilainya masih sama, penentuan urutan juara dilakukan dengan cara undian.
Mudah-mudahan apa yang disampaikan ini dapat menjadi tambahan pengetahuan dan acuan bagi penggemar burung derkuku di mana pun berada dalam mendapatkan, memilih, dan memelihara burung derkuku yang berkualitas.



 
© 2010-2012 Lek Mar' BLOG